6 Nilai Layak Berita bisa juga disebut Rukun Iman Berita
Banyaknya nilai berita memberi kebebasan kepada penulis berita atau wartawan untuk menulis berita yang diinginkan. Sekarang banyak penulis dengan spesifikasi yang berbeda. Ada wartawan yang khusus menulis berita olahraga saja, ada juga wartawan yang mampu menulis semua jenis berita.
Dari beberapa pemaparan mengenai nilai berita, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita akan memiliki nilai bila memenuhi unsur keluarbiasaan, kebaruan, akibat, aktual, kedekatan, informasi, konflik, orang penting, kemanusiaan.
Bagi seorang muslim, ini bisa dibilang RUKUN IMAN BERITA yang harus dipegang teguh tidak boleh ditinggalkan, dalam meulis karya jurnalistik.
1. Tokoh, semua peristiwa tentang tokoh layak diberitakan. Misalnya, Gubenur Jawa Timur masuk rumah sakit karena demam berdarah. Ini layak untuk diberitakan.
2. Besar, semua peristiwa yang besar layak diberitakan. Misalya, gempa bumi menyebabkan kerusakan dan kerugian yang besar. Ini layak untuk diberitakan.
3. Dekat, semua peristiwa yang terjadi di dekat atau di sekitar kita, meskipun kecil layak untuk diberitakan dibanding peristiwa serupa yang lebih besar namun di tempat yang jauh.
Misalnya, gempa di Jember korbannya 10 orang lebih layak diberitakan, ketimbang gempa di Mexico yang menelan korban 100 orang. Jika keduanya perlu diberitakan, gempa di Jember harus lebih besar dan lengkap.
4. Yang Pertama, semua peristiwa yang baru pertama kali terjadi, layak untuk diberitakan. Misalnya, ada pencurian dengan modus baru yang baru pertama kali terjadi. Walau kerugiannya kecil, peristiwa tersebut layak untuk diberitakan.
5. Human Interest, semua peristiwa yang menyentuh perasaan kemanusiaan, peristiwa tersebut layak untuk diberitakan.
6. Bermisi, setiap berita harus memiliki misi atau tujuan. Misalnya, mencerdaskan, mendidik serta memotivasi masyarakat untuk kebaikan.
Semua jurnalis ketika meliput peristiwa harus menemukan sebanyak mungkin informasi tentang peristiwa yang terjadi. Semakin banyak informasi, semakin layak beritanya. Demikian pula sebaliknya.
